MAKALAH
SEJARAH
PENDIDIKAN ISLAM
PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PADA AWALNYA
MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA
Oleh :
ROZIKAN
NIM :10.61.0018
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS DARUL ULUM ISLAMIC CENTER SUDIRMAN GUPPI
UNDARIS
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb.
Dengan mengharap
puji syukur kehadirat Allah swt yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dan
mudah-mudahan Allah Swt melindungi dari kesalahan diri kita dan dari keburukan
amal kita. Serta Sholawat dan salam
semoga dilimpahkan kepada pahlawan revolusioner dunia, Putra Abdullah, Nabi
Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kita kejalan yang lurus.
Berkat rahmat dan
Hidayah-Nya serta Inayah-Nya pulalah, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini, sebagai tugas dari dosen pengampu, pada mata pelajaran Sejarah
Pendidikan Islam. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1.
Ahmad Hanik, S.Ag, M.Pd selaku dosen pengampu mata pelajaran ini.
2.
Orang tua yang
selalu memberikan dukungan serta do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah sederhana
ini masih jauh dari katasempurna, mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan
yang dimiliki penulis, untuk itu tegur sapa, kritik saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah berikutnya.
Semoga Allah SWT. Memberikan
ridhonya dan kami berharap makalah ini dapat dijadikan sumber pengetahuan dan
bahan diskusi yang bermanfaat bagi kami semua.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.
Ungaran,10 Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada awal masuknya islam di indonesia islamisasi merupakan suatu proses yang
sangat penting dalam sejaran pengembangan islam di indonesia, dan juga
merupakan halyang tidak jelas [[1]].
ketidak jelasan ini, antara lain, terletak pada pernyataan kapan islam datang,
dari mana islam berasal, siapa yang menyebarkan islam di indonesia pertama
kali, dan sebagainya [[2]].
beberapa hal tersebut sampai sekarang masih menjadi polemik para ahli sejarah,
karena memang hal ini tidak bisa dilepaskan dari sudut pandang, data yang
ditemukan, dan interpretasi terhadap data peneliti itu sendiri. Selain itu,juga
di sebabkan oleh kurangnya data yang dapat mendukung suatu teori tertentu dan oleh
sepihak dari teori yang ada[[3]].
ini sebagian besar merupakan akibat sikap ulama indonesia seperti yang
disinyalir oleh bung karno, yang kurang, dan bahkan tidak, memiliki pengertian
perlunya penulisan sejarah. kesulitan untuk menentukan kapan masuknya agama
islam ke nusantara juga di sebabkan oleh geografis dan luas wilayah indonesia.
Akan tetapi, kehadiran islam di tengah-tengah masyarakat
indonesia, bukan saja sebagai sitem keagamaan semata, tetapi sekaligus ketentuan
alternatif yang cukup untuk di perhitungkan. Islam merupakan daya dobrak bagi
pengikutnya untuk menghancurkan tatanan sosial yang timpang. Islam juga
merupakan kekuatan dalam membebaskan bangsa dari kolonialisme. Kenyataan
tersebut bukan merupakan sesuatu yang asing bagi islam. Sejak awal
kelahirannya, islam telah membuktikan dirinya sebagai kekuatan Alternatif yang
mampu mengubah setiap bentuk tatanan kehidupan yang tidak sesuai dengan harkat
kemanusiaan dan diktum-diktum universal[[4]].
Setelah indonesia merdeka persoalan pendidikan mulai
mendapat perhatian serius. Kurikulum 1975 tercipta setelah melalui perjuangan
pihak pengembang madrasah, untuk berusaha menyamakan setatus dan derajat
pendidikan yang dikelola oleh Departemen
Agama dengan status derajat yang dikelola oleh Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan[[5]].
Berkenaan dengan perguruan tinggi islam, kaum muslimin di indonesia sejak awal
sudah berpikir untuk membangunnya. Mahmud yunus membuka islamic college pertama
tanggal 9 Desember 1940 dipadang yang terdiri dari fakultas syari’ah dan
fakultas pendidikan dan bahasa arab. Tujuannya adalah untuk mendidik ulama [[6]]
B.
Rumasan Masalah
1.
Bagaimana Pendidikan Islam Pada Awal Masuknya Islam di Indonesia?
2.
Bagaimana Pendidikan Islam Berkembang di Indonesia?
3. Bagaimana Tahapan pendidikan Islam di saat
awal masuknya islam di Indonesa
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pendidikan Islam pada awal masuknya
islam di Indonesia
2. Untuk mengetahui sistem pendidikan Islam di Indonesia
3.
Untuk mengetahui tahapan masuknya pendidikan islam di Indonesia
4.
Pendidikan Islam masa depan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedatangan Islam Di Indonesia
Sejak zaman
prasejarah penduduk kepulauan indonesia di kenal sebagai pelayar-pelayar yang
sanggup mengarungi lautan lepas.sejak awal abad masehi sudah ada rute pelayaran
dan di daratan asia tenggara[7].
Wilayah barat nusantara dan sekitar malaka sejak masa kuno merupakan wilayah
yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana
menarik bagi para pedagang dan menjadi daerah lintasan penting antara cina dan
india. Sementara itu, pala dan cengkeh yang berasal dari maluku, dipasarkan di
jawa dan sumatra untuk kemudian dijual pada pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan
penting di sumatra dan jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi
pedagang asing,seperti lamuri (Aceh), barus dan palembang di sumatra, (sunda
kelapa dan gresik di jawa)[8].
Pedagang-pedagang muslim asal Arab, persia, dan india
juga ada yang sampai ke kepulauan indonesia untuk berdagang sejak abad ke- 7 M
(abad 1 H), ketika islam pertama kali berkembang di timur tengah. Malaka, jauh
sebelum ditaklukan portugis (1511), merupakan pusat utama lalu lintas
perdagangan dan pelayaran. Melalui malaka, hasil hutan dan rempah-rempah dari
seluruh plosok nusantara dibawa ke cina dan india, terutama gujarat, yang
melakukan hubungan dagang langsung dengan malaka pada waktu itu. Dengan demikian,
malaka menjadi mata rantai pelayaran yang penting. Lebih ke barat lagi dari
gujarat, perjalanan laut melintas laut arab. Dari sana perjalanan bercabang
dua. Jalan pertama di sebelah utara menuju teluk oman, melalui selat ormuz, ke
teluk persia. Jalan ke dua melalui teluk aden dan laut merah, dan dari kota
suez jalan perdagangan harus melalui jalan daratan ke kairo dan iskandariah.
Melaui jalan pelayaran tersebut, kapal-kapal arab, persia, dan india mondar
mandir ke barat dan timur dan terus ke cina menggunakan angin musim untuk
pelayaran pulang perginya [9].
Perkembangan pelayaran dan perdagangan yang bersifat
internasional antara negeri di asia bagian barat dan timur mungkin disebabkan
oleh kegiatan kerajaan islam di bawah bani umayyah di bagian barat dan kerajaan
cina zaman dinasti tang di asia bagian timur serta kerajaan sriwijaya diasia
tenggara. Akan tetapi, menurut taufi Abdullah, belum ada bukti bahwa pribumi
indonesia di tempat-tempat yang disinggahi oleh para pedagang muslim itu
beragama islam. Adanya kolonial itu, diduga sejauh yang paling bisa di
pertanggung jawabkan, ialah para pedagang arab tersebut, hanya berdiam untuk
menunggu muslim yang baik bagi pelayaran [10].
Baru pada zaman berikutnya, penduduk kepulauan ini masuk
islam, bermula dari penduduk pribumi di koloni-koloni pedagang muslim itu.
Menjelang abad ke-13 M, masyarakat muslim sudah ada di samudra pasai, perlak,
dan palembang di sumatera. Di jawa, makam fatimah binti maimun di leran gresik
yang berangka tahun 475 H ( 1082 M ), dan makam-makam islam ditrayala yang
berasal dari abad ke- 13 M merupakan bukti berkembangnya komunitas islam,
termasuk di pusat kekuasaan hindu – jawa ketika itu, majapahit[11].
Masuknya
ajaran Islam ke Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh pendidikan, dimana
dalam mengajarkan agama Islam ketika itu masih memakai metode dakwah,yaitu
seperti ceramah dan dialog interaktif. Agama Islam sebagai agama perdamaian
sangat mudah diterima oleh Masyarakat Indonesia hal tersebut terbukti dengan
mudah agama ajaran Islam berterima di kalangan masyarakat Indonesia. Dalam
proses pembentukan dan pengembangan masyarakat Islam yang juga melalui kontak,
misalnya kontak jual beli, perkawinan dan keadaan tersebut berlangsung secara
individual dan kolektif[12].
B. Jalur Dan Cara Islamisasi Di Indonesia
Menurut uka
tjandrasasmita, saluran atau jalur islamisasi yang berkembang ada enam [13],
yaitu :
1. Jalur perdagangan
Uka Tjandrasasmita menyebutkan bahwa para pedagang muslim banyak yang
bermukim di pesisir pulau jawa yang penduduknya ketika itu masih kafir. Mereka
berhasil mendirikan masjid-masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar
sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak orang muslim itu
menjadi orang jawa dan kaya-kaya. Di beberapa tempat, pengusa-penguasa jawa
yang, yang menjabat sebagai bupati-bupati majapahit yang di tempatkan dipesisir
utara jawa banyak yang masuk islam, bukan hanya faktor politik dalam negeri
yang sedang goyah, tetapi terutama karena faktor hubungan ekonomi
perdagangan-perdagangan muslim. Dalam perkembangan selanjutnya mereka mengambil
alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.
2. Jalur perkawinan
Dari sudut ekonomi pedagang muslim memiliki setatus ekonomi yang lebih baik,
sehingga banyak puteri bangsawan tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar
itu. Sebelum kawin mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah merekan memiliki
keturunan, lingkungan mereka makin luas. Akibatnya timbul kampung-kampung,
daerah-daerah, dan kerajaan-kerajaan muslim. Jalur perkawinan ini lebih
menguntungkan apabila terjadi antar saudagar muslim dengan anak bangsawan atau
anak raja dan anak adipati, karena raja, adipati, atau bangsawan itu kemudian turut
mempercepat proses islamisasi.
3. Jalur tasawuf
Pengajaran tasawuf atau para sufi, mengajarkan teosofi yang bercampur
dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat indonesia. Dengan tasawuf
bentuk islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi memiliki persamaan alam
pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama hindu, sehingga agama baru itu
mudah dimengerti dan di terima.
4. Jalur pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melaui jalur pendidikan, baik pesantren maupun
pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama.
Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama, dan kiai mendapat
pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung
masing-masing kemudian berdakwah ke tempat tertentu mengajarkan islam.
Misalnya, pesantren yang didirikan oleh raden rahmat di ampel denta surabaya
dan sunan giri di giri. Keluaran pesantren giri ini banyak yang diundang
kemaluku untuk mengajarkan islam.
5. Jalur kesenian
Kesenian yang paling dikenal adalah wayang. Dikatakan, sunan kali jaga
adalah tokoh yang mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta
upah, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucap kalimat
syahadat. Kesenian –kesenian lain juga di jadikan sebagai islamisasi seperti
sastra, seni bangunan, dan seni ukir.
6. Jalur politik
Dimaluku dan sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk islam setelah
rajanya memeluk islam terlebih dahulu.demi kepentingan politik
kerajaan-kerajaan islam memerangi kerajaan-kerajaan non islam.
Kemenangankerajaan islamsecara politis menarik penduduk kerajaan bukan islam
itu masuk islam.
C. Pembentukan Dan Perkembangan Pendidikan Islam
Di Indonesia
a. Ngoon
Ngaji’dan Pesantren
Dalam arti
luas, tradisi pendidikan islam muncul seirama dengan proses islamisasi itu
sendiri.bahkan. pendidikan mempunyai prana penting dalam transmisi pengetahuan
agama dalam maz yarakat luas,pada awal abat-19,di indonesia belum mengenal
sistem pendidikan moderen atau pendidikan model belanda.sistem pendidikan islam
di indonesiamasih bersifat ttradisional ,sebelumabad ke duapuluh tersebut,indonesia
hanya mengenal satu jenis pendidikan saja dari apa yang di sebut dengan’’dengan
lembaga pengajaran asli’’,yaitu sekolah-sekolah agama islam dengan ber bagai
bentukya [masjid,langar,surat,pesanteen],[14]
Sistem
pendidikan ini menitikberatkan pada pendidikan membaca al-quran, pelak sanaan
shalat ,dan plajaran tentang kewajiaban-kewajiban pokok agama. Sejalan dengan
proses penyebaran islam di indonesia, pendidikan islam mulai tumbuh, meskipun
masih bersifat individualis.[15]
Kemudian,
dengan memanfaatkan lembaga-lembaga masjid, surau, dan langgar, mulailah secara
bertahap berlangsung pengajian umum mengenai tulis baca Al Quran dan wawasan
keagamaan.[16]
Pendidikan ini selain disebutkan di atas, berlangsung di rumah imam masjid atau
anggota masyarakat islam yang shaleh lainnya.
Di Jawa,
secara tradisional, sekolah- sekolah Al Quran atau pengajian Al quran tidak
memiliki sebutan atau disebut secara jelas. Orang jawa menyebutnya Ngon
ngaji, yang berarti tempat murid-murid belajar membaca Al Quran tahap permulaan.
Sedangkan kegiatan murid-murid yang mengikuti pelajaran Al Quran ini disebut
ngaji Qur’an.[17]
b. Madrasah
kebangkitan
madrasah menandai munculnya lembaga pendidikan formal islam. Madrasah merupakan
hasil evolusi dari masjid sebagai lembaga pendidikan dan khan sebagai tempat
tinggal mahasiswa.[18] Yang
kemudian menjadi fenomena baru dalam lembaga pendidikan islam. Madrasah menjadi
urutan ketiga dari satu garis perkembangan pendidikan: masjid, kemasjid-khan,
kemudian ke madrasah.[19]
Menurut Makdisi, masjid-khan yang kemudian tumbuh menjadi atau menjadi model
pembangunan madrasah adalah masjid-khan dimana fiqh menjadi bidang study utama
madrasah. Azyumardi Azra menyatakan bahwa sepanjang sejarah islam, madrasah
dijadikan tempat mengajarkan al-‘ulum al-islamiyah atau tepatnya al-‘ulum
al-diniyah ilmu-ilmu agama, dengan penekanan khusus pada bidang fiqh, tafsir,
dan hadits. Sementara itu, ilmu-ilmu non agama atau keduniawian (profan),
khususnya ilmu-ilmu alam dan eksata yang merupakan akar perkembangan sains dan
teknologi sejak awal perkembangan madrasah sudah berada posisi marginal.[20]
c. Pendidikan
Non Formal: Kasus Majlis Taklim
majlis
taklim, sebagai salah satu bentuk pendidikan islam yang bersifat non formal,
tampak mempunyai kekhasan tersendiri. Lembaga ini mempunyai daya tarik yang
luar biasa besar. Ini dapat dilihat dari segi jumlah lembaga yang ada maupun
jamaah. Umumnya, tidak terikat pada salah satu organisasi atau paham keagamaan
tertentu. Dengan kata lain, sekterianisme keagamaan menjadi pudar dalam majlis
taklim. Lembaga ini menyerupai kumpulan-kumpulan pengajian yang diselenggarakan
atas dasar kebutuhan untuk memahami islam disela-sela kesibukan kerja dan
bentuk-bentuk aktivitas lainnya, atau sebagai bentuk pengisi waktu bagi ibu-ibu
rumah tangga.[21]
d. Perguruan
Tinggi Agama Islam
kiranya
perlu dijelaskan disini bahwa pada empat puluh tahun pertama abad XX
(1901-1941), telah banyak lembaga pendidikan islam di tingkat dasar sampai
perguruan tinggi di Indonesia. Namun, dalam periode ini, lembaga-lembaga
pendidikan islam di Islam tersebut pada umumnya masih bersifat eksperimental.
Selain itu, nuansa sektarian sangat menonjol dalam lembaga-lembaga pendidikan
islam tersebut yang kurang menunjukan ukhuwah islamiyah.
D. Sistem
Dan Isi Pendidikan Islam Di Indonesia
Pada awal
berkembangnya agama islam di Indonesia, pendidikan islam dilaksanakan secara
informal. Sistem pendidikan islam informal ini, terutama yang berjalan dalam
lingkungan keluarga sudah diakui keampuhannya dalam menanamkan sendi-sendi
agama dalam jiwa anak-anak. Anak-anak dididik dengan ajaran-ajaran agama sejak
kecil dalam keluarganya. Mereka dibiasakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan
dengan didahului membaca basmallah. Mereka dilatih membaca Al Quran, melakukan
shalat dengan berjamaah, berpuasa dibulan ramadhan, dan lain-lain.
Usaha pendidikan agama dimasyarakat, yang kelak dikenal dengan
pendidikan non formal,ternyata mampu menyediakan kondisi yang sangat baik dalam
menunjang keberhasilan pendidikan islam dan memberi motivasi yang kuat bagi
umat islam untuk menyelenggarakan pendidikan agama yang lebih baik dan lebih
sempurna.
E. Pendidikan Islam Masa Depan
Prospek
pendidikan Islam pada masa mendatang, harus pula dikaji dan diteropong melalui
lensa realitas pendidikan islam di Indonesia yang ada pada hari ini. Melihat
kendala yang dihadapi oleh pendidikan nasional, minimal telah terpantul sinar
yang juga menggambarkan tentang kondisi pendidikan Islam di Indonesia pada masa
kini. Adapun kendala tersebut berupa:
a. Kurikulum
yang belum mantap, terlihat dari beragamnya jumlah presentasi untuk pelajaran
umum dan agama pada berbagai sekolah yang berlogo Islam.
b. Kurang
berkualitasnya guru, yang dimaksud disini adalah kurang kesadaran professional,
kurang inofatif, kurang berperan dalam pengembangan pendidikan, kurang
terpantau.
c. Belum
adanya sentralisasi dan disentralisasi.
d. Dualisme
pengelolaan pendidikan yaitu antara Depag dan Depdikbud.
e. Sisa-sisa
pendidikan penjajahan yang masih ditiru seperti penjurusan dan pemberian gelar.
f. Kendali
yang terlalu ketat pada pendidikan tinggi.
g. Minimnya
persamaan hak dengan pendidikan umum
h. Minimnya
peminat sekolah agama karena dipandang prospeknya tidak jelas.
Beberapa
strategi yang perlu dicanangkan untuk memprediksi pendidikan Islam masa depan
adalah sebagai berikut.
1. Strategi
sosial politik
Menekankan
diperlukannya merinci butir-butir pokok formalisasi ajaran Islam di
lembaga-lembaga negara melalui upaya legal formalitas yang terus menerus oleh
gerakan Islam terutama melalui sebuah partai secara eklusif khusus bagi umat
Islam termasuk kontrol terhadap aparatur pemerintah. Umat Islam sendiri harus
mendidik dengan moralitas Islam yang benar dan menjalankan kehidupan islami
baik secara individu maupun masyarakat.
2. Strategi
Kultural
Dirancang
untuk kematangan kepribadian kaum muslimin dengan memperluas cakrawala
pemikiran, cakupan komitmen dan kesadaran mereka tentang kompleksnya lingkungan
manusia.
3. Strategi
Sosio cultural
Diperlukan
upaya untuk mengembangkan kerangka kemasyarakatan yang menggunakan nilai-nilai
dan prinsip-prinsip Islam.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan islam pada
waktu pertama kali masuknya islam ke indonesia yaitu tatkala para saudagar
islam yang berdagang di Indonesia dengan membawa agamanya yaitu islam kemudian
di tularkan kepada penduduk pribumi atau warga indonesia, dengan proses
islamisasi melewati berbagai jalur pengislman yang terbagi dalam 6 Jalur :
1. Jalur perdagangan
2. Jalur perkawinan
3. Jalur tasawuf
4. Jalur pendidikan
5. Jalur kesenian
6. Jalur politik
Kemudian setelah itu
pendidikan di indonesia mengalami pembentukan dan perkembangan melalui 4 faktor
pendukung :
1. Nggon ngaji dan pesantren
2. Madrasah
3. Majlis taklim
4. Perguruan tinggi islam
Dalam Islam, tujuan pendidikan yang dikembangkannya adalah
mendidik personal dan masyarakat untuk
mengimplementasikan akhlaq yang mulia, oleh karenanya pendidikan budi pekerti
dan akhlak merupakan jiwa dari pendidikan Islam. Mencapai suatu akhlak yang
sempurna adalah tujuan yang sesungguhnya dari proses pendidikan Islam tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Yatim badri.2007. Sejarah
peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo persada.
Dra. Zuhairini dkk.
2004. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi aksara. Jakarta 133220
Mahmud Yunus,
Prof Dr. H.1992.sejarah
pendidikan islam indonesia. Jakarta: mutiara sumber widya.
[1] . M.C Ricklefs, sejarah islam moderen. Terj. Dharmono hardjowidjono (
yogyakarta : gadjah mana university press, 1990) hlm.3
[2] . bandingkan dengan mitsuo nakamura, ( yogyakarta : gadjah mana
university press, 1990) hlm.1-2
[3] . Azyumardi Azra. Jaringan ulama : timur tengah dan kepulauan
nusantara abad XVII dan XVIII ( bandung : mizan, 1999), hlm 24
[4] . Fachry hasan mu’arif ambary, “makam-makam kesultanan dan para wali
penyebar islam di pulau jawa”,dalam aspects of indonesian archeology, no.12
( jakarta : pusat penelitian archeologi nasional, 1991), hlm 1
[5] . ibid., hlm. 595
[6] . badri yatim, op. Cit, hlm312.
[7] . Marwati Djoened Poesponegoro Dan Nugroho Totosusanto (Ed). Sejarah
Nasional Indonesia II. ( Jakarta: Balai Pustaka, 1984), hlm. 2.
[8] . Taufik Abdullah (Ed), Sejarah Umat Islam Indonesia,(Jakarta:
Majelis Ulama Indonesia, 1991),Hlm.34
[9] . Uka Tjandrasasmita (Ed), Sejarah
Nasional Indonesia Iii, (Jakarta: Pn Balai Pustaka, 1984), Hlm.122
[10] . Taufik Abdullah, op.cit., hlm.35.
[11] . ibid., hlm.38
[12] . Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia:Lintasan Sejarah
dan Perkembangan.ed.1.cet.3.(Jakarta:Raja
Grafindo Persada 1999),h.20
[13] . Uka Tjandrasasmita (ed). Sejarah Nasional Indonesia Iii.(Jakarta:
Pn Balai Pustaka, 1984), hlm.188-195
[14]. Uraian tentang lembaga
ini diambil sebagai dori Nor Huda ,’’nggon Ngaji;Bentuk Awal Pendidikan Dasar
Al-Alquran Dijawa’’ dalam Toto Soeharto ,Munir,Dan Nor Huda [ed.], Reranstruri dan Modernisasi Lembaga
Pendidikan Islam (yokyakarta: Global Pustaka Utama Dan Corpus, 2005) Hlm
,47-70,
[15]. I.J.Brugmas,’’Politik
Pengajaran’’,dalam H.Bouder Dan I.J.Brukmas[eds,], “politik pengajaran”, dalam
H. Bauder dan I.J. Brugmans (eds.), politik dan etis dan revolusi
kemerdekaan (Jakarta: yayasan Obor Indonesia, 1987), hlm. 176.
[16] . Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), hlm.6
[17]. Zamakhsyari Dhofier, “ Sekolah Al Quran Dan Pendidikan Al Quran Di
Indonesia”. Hlm 88
[18]. Hasan Asari, Menyingkap Zaman Keemasan Islam: Kajian Atas
Lembaga-Lembaga Pendidikan (Bandung: Mizan, 1994), hlm.45.
[19]. George Makdisi, The Rise Of College: Institution Of Learning In
Islam And The West (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1981), hlm.27
[20]. Azyumari Azra, Pendidikan Islam, hlm. Vii-viii
[21]. Khozin, Jejak-Jejak Pendidikan Islam Di Indonesia, hlm.157